PALANGKA RAYA - Perguruan Pencak Silat Kuntau Dayak Antang Manari Kalimantan Tengah (Kalteng), dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan adat suku Dayak selama ini patut di apresiasi.
Tentunya dalam melakukan kegiatan seni budaya khususnya kesenian bela diri yang dimiliki suku asli penghuni pulau Borneo ini, tidak sembarangan orang bisa melakukannya.
Asri, guru besar Silat Kuntau Dayak Antang Manari Kalteng, dalam perjalanan sebagai silsilah Kuntau selama ini cukup dikenal dan memiliki murid yang telah tersebar khususnya kabupaten Murung Raya.
"Sejarah silat kuntau sangat panjang dan tidak sembarangan bisa diajarkan kepada seseorang, "kata Asri di sekretariat jalan Yos Sodarso 18 Palangka Raya, (20/08).
Kuntau menurutnya memiliki arti dalam dalam mitologi budaya adat Dayak zaman dahulu. Dan merupakan suatu gerak seni bela diri yang dimiliki seseorang yang sudah memdalami bela diri tersebut.
Kuntau yang dimiliki seseorang dengan orang lain berbeda - beda dengan disimbolkan seperti bunga, dengan gaya dan eloknya kuntau yang dimiliki guru tersebut.
Baca juga:
Presiden Resmikan Pasar Johar di Semarang
|
"Siang tadi ada beberapa orang murid yang baru saja melakukan ritual akhir atau dikatakan namanya Batamat, " ungkap guru Kuntau Dayak ini.
Harapannya dengan hadirnya perguruan silat Kuntau Dayak Antang Menari Kalteng, bisa menjadikan kebudayaan bela diri ini bisa terlestarikan secara baik dan akan menjadi motivasi bagi generasi dayak saat ini bisa berperan serta untuk memperdalam kekayaan budaya yang dimiliki daerah ini kedepannya.
Yetro Simon, selaku ketua perguruan silat Kuntau Dayak Antang Manari Kalteng, sangat berharap juga akan eksensitas sanggar bela diri ini, bisa membuat generasi muda - mudi yang ada khususnya kota Palangka Raya, bisa memanfaatkannya dengan baik.
Yaitu bisa berperan serta menjadi murid dan memperdalam seni budaya bela diri yang dimiliki leluhurnya zaman dahulu.
"Tanpa kita siapa lagi yang akan melestarikan budaya ini, maka itu diharapkan eksensitas generasi - generasi sat ini bisa peduli, " kata Yetro Simon.
Menurutnya, saat ini walaupun tidak ada perhatian atupun uluran tangan dari pemerintah maupun kelembagaan adat dayak seperti Dewan Adat Dayak (DAD), dalam membina sanggarnya sat ini.
Eksensitasnya dalam melestarikan seni budaya bela diri yang dimiliki perguruan silat Kuntau Dayak Antang Manari Kalteng, tetap berjalan.
"Harapannya memang pemerintah harus hadir sebagai pengasuh, namun sampai saat inj tidak ada, " ungkapnya.(//).